Wednesday 20 May 2009

Agacer

Diam!!!
Itu yang diteriakkan.
Tidak boleh ada yang bicara.
Semua bungkam, bisu mendadak.
Hak-haknya dirampas secara paksa.
Dibabi buta oleh mereka yang meraja.
Semua diam tak bicara.
Ingin berontak, tapi senapan merangkak di kepala.
Busuk,
biadab.
Semua pura-pura, menarik hati sang pemuja.
Tapi, kenyataan berkata tak serupa.
Monyet-monyet itu kini tertawa,
dia bebas berkuasa………..

Tranquille

Ada sepi yang rutin mengguncang tiap celah nafas ini.
Aku harap itu hanya sekejap, tapi ternyata salah.
Seperti kemarin kubaca segumpal cinta yang rapuh.
Cinta yang masih utuh tanpa luka.
Ku kembali pada urat nadi yang telah koyak.
Coba berdiri pada ujung sebuah harap.
Hingga aku menunggu dengan lelah.
Hingga aku bosan.
Tapi inilah suatu garis cinta.
Lewat hormon kasih sayang yang setia mengalir.
Ku coba letakkan dahaga ini pada hatimu.
Hingga kau datang, untuk kembali aku sayangi…

punch d'fight

Ini sebuah awal peraduanku pada sosokmu,
Bukan untuk berlama-lama menanti percaya,
Bukan juga untuk benturkan bingung yang merupa,
Tapi hanya ujung harap yang bergerak cepat,
Untuk selalu ada, selalu bisa, selalu mungkin untuk dibaca,
Oleh garis di bawah matamu………….

wanna be a *****

Ketakutan itu menggantung kuat dalam pikir
Aku masih berada di simpang kekhawatiran
Khawatir akan dirimu yang direbut keadaan
Aku melintasi sepi ini tanpa secuil tenang
Rasa sesal menghantuiku
Sesal karena tak bisa dapatkan keadaan itu, utuh
Apakah aku masih bisa berada dalam dekap cintamu
Meski sulit tegak berdiri dengan hati yang rapuh
Tapi yakinnya dirimu menguatkan aku
Karena aku begitu sadar,
Kita berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta…….

Lebih dari Konsekuensi Sebagai Orang Ber-Label "Miskin"

Apapunlah itu. yang pasti memberatkan otak manusia yang ogah berpikir keras. Banyak yang meragukan manusia berpenampilan minim, agak tak layak. "Minggir kamu, baju dekil, bau asap, tak pantas ada di panggung ini" Wahhh keras dan kasar. Lelaki tua, lusuh, bau tak sedap memang datang dari badan kurusnya. Tapi dia rakyat. Warga salah satu Negara yang sah. "Saya cuma mau liat Pak Menteri lewat depan gedung kok pak," kata-katanya sederhana dan biasa. Sungguh abnormal kelakuannya, hahahahaha, hanya mau lihat Pak Menteri datang ke kotanya, dia rela berjejalan diantara kerumun orang berbadan tegap, berbaju safari hitam, ditambah rentetan kumis yang cukup tebal, sambil membawa pentungan ala police. "Ahhh..saha sih maneh? Pak Menteri mah embung teuing ningali beungeut jiga maraneh kitu"
Damn!! Gila juga tuh body guard, rela caci maki kakek tua hanya demi Si Menteri yang datang dari ibu kota. "Oh, jadi saya ga boleh ya pak liat beliau?" Si Lusuh itu lagi-lagi menggoyang kumis sang body guard dengan rengekan tololnya. "Iya, si Pak Menteri ksini mau kunjungan ke Gedung Merdeka, udah lah ga usah pengen liat-liat sagala, sudah pergi sana!!" Sang empunya kumis tebal membentaknya dengan keras.
Ohhh Pak Tua, kakek berumur baya, malang nasibmu ada di kota ini. Kerjamu hanya tukang pungut sampah. Bajumu, ya tentu bau busuk beraroma sampah, dibuat goblok oleh Pak Menteri. Udara panas tak buatmu kecewa karena sulit melihat tampang garang Pak Menteri. Tapi, aku yakin, mulut dan otakmu tak sekotor sampah yang kau pungut. Emang sial tuh body guard. Dia berlindung dibalik pentungan dan safari hitamnya agar mampu ditakuti oleh jelata seperti pak tua. Lagi-lagi, beliau, Pak Tua, seorang manusia yang punya asasi di Negaranya, tapi diinjak haknya oleh si punya kuasa, hidupnya bertumpu pada corengan sampah kotor di sekitar pusat perbelanjaan. Padahal, sekali lagi, dia Rakyat!!
Dia miskin, tapi tak sedikit pun Si Menteri itu menolehkan kepalanya pada yang ber-merk "orang miskin". Kasihan. Tapi inilah kenyataan yang ada di Negara berpedoman pancasila, yang mengagungkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Semua bohong, palsu..!!
Karena dia berbaju lusuh, tanpa gelar pendidikan, makanya dia dihina habis-habisan....sungguh Gila Negara ini..memelihara Pemimpin dan kroni-kroninya yang licik lagi buaya!!Rakuss...**

Monday 11 May 2009

Hari yang Penuh ?

? satu tanda menuai banyak makna.yaa...banyak sekali makna yang tertera pada tanya itu. meski semua manusia yang pernah sekolah mengetahui tanda itu sebagai tanda tanya, namun hanya sedikit yang puas akan maknanya.
? siapa yang mampu menjelaskan makna ini? siapa yang mampu mengatakan padaku arti dari tanda ini? karena aku pun semakin buram dengan tanda itu. tanda yang selalu membuatku menjadi manusia yang lemah akan popularitas diri. aku selalu mempertanyakan posisiku di dunia ini, walhasil aku menjadi orang yang selalu murung dan takut untuk bersahaja. ahhh...hampa saja menatap hari penuh tanda itu. yakinkan diri menjadi lemah sendiri. ingin ini dan itu, ingin sana dan sini, tanpa usaha, semua hanya nol kosong tanpa arti.
? apa yang bisa dikata oleh mereka tentang tanda ini? sempit kurasa, hampa kuhirup nafas tanpa henti berujung tanda itu....
?hari ini aku pun kembali menggunakan tanda itu untuk mengisi otak kosongku dengan hal-hal bermakna. tapi lagi dan lagi aku tak puas dan tak paham apa yang aku mau. karena setiap aku berusaha dan berharap, lagi dan lagi harap itu membelok dari mauku. oke, kembali aku pakai tanda itu.
? kenapa aku belum bisa gapai makna tanda itu. kenapa aku belum mampu puaskan hasratku untuk penuhi harapan itu. kosong saja. dan benar saja, ada orang yang tak ku kenal namun sering kudengar, bahwa "jalani saja hidupmu ini seperti air sungai yang mengalir, jalani saja"
? betapa tanda itu semakin kukejar, kuingin tahu apa artinya tanda itu? kenapa aku harus hidup dengan ikuti alur saja, apa aku tak berhak punya harap?
? hah...entahlah lagi dan lagi tak kuasa punya jawaban atas tanya tadi. aku hanya diam. aku hanya berusaha.berdoa.dan bersyukur. lagi dan lagi tanpa berani untuk banyak berharap. Tuhanku yang mampu jawab itu. ayo...jawab aku, hambamu ini....**